Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

In-depth research: Arbitrum

Protokol Layer-2 yang dibangun diatas Ethereum untuk meningkatkan skalabilitas dan efisiensi pada jaringan ethereum. lets dive in🔮


Arbitrum overview:


Ethereum adalah platform blockchain yang memungkinkan pengguna untuk membuat aplikasi terdesentralisasi (dApps) dengan menggunakan smart contract. Namun, skalabilitas jaringan Ethereum masih menjadi tantangan yang belum terselesaikan.


Keterbatasan kinerja Ethereum menyebabkan biaya transaksi yang tinggi dan lamanya waktu yang diperlukan untuk menambah blok baru. Arbitrum adalah salah satu protokol Layer-2 yang dibangun di atas Ethereum untuk meningkatkan skalabilitas dan efisiensi di jaringan Ethereum. 


Arbitrum menggunakan teknologi rollup, yang memungkinkan banyak transaksi diakumulasi dan dihitung secara terpisah di luar jaringan utama Ethereum.


Cara Kerja Arbitrum



Arbitrum merupakan solusi Layer-2 (L2) yang memungkinkan sebagian besar pemrosesan transaksi dilakukan di luar Ethereum mainnet atau Layer-1 (L1). Setiap rollup di Arbitrum membutuhkan smart contract yang diimplementasikan di L1 Ethereum untuk memproses deposit dan penarikan, dan untuk memverifikasi bukti-bukti transaksi di L2. 


Dalam sistem Arbitrum, transaksi yang dikirim ke jaringan dikumpulkan dalam batch dan diproses oleh penghitung transaksi yang disebut sequencer.


Sequencer bertanggung jawab untuk mengumpulkan transaksi, menyusunnya menjadi batch, dan mensinkronisasikan semua transaksi yang terjadi di L2 dengan blockchain Ethereum. Setelah itu, sequencer akan membuat bukti verifikasi dari batch tersebut dan mengirimkannya ke Ethereum mainnet.


Arbitrum menggunakan teknik yang disebut Optimistic Rollup, di mana transaksi diasumsikan valid terlebih dahulu kecuali terbukti sebaliknya. Teknik ini memungkinkan transaksi diprosessecara cepat dan efisien, tanpa perlu menunggu konfirmasi dari setiap transaksi individu di dalam rollup. Konektivitas antara Arbitrum (jaringan Rollup) dan Ethereum ditunjukkan pada Gambar 1.


Setelah transaksi selesai diproses di L2, hasilnya akan dikembalikan ke Ethereum sebagai “calldata”. Penggunaan “calldata” dipilih karena merupakan tipe storage termurah di Ethereum.


Kemudian, transaksi tersebut akan diposting ke L1 dalam bentuk batch atau kumpulan transaksi, sehingga pemrosesan transaksi menjadi lebih efisien dan biaya gas menjadi lebih rendah.


Dengan begitu, Arbitrum memberikan solusi untuk mempercepat dan memperbaiki efisiensi pemrosesan transaksi di jaringan Ethereum.


Ketika sebuah transaksi berhasil melalui proses Arbitrum, maka akan diberikan "AnyTrust Guarantee" pada transaksi tersebut. Artinya, transaksi tersebut dianggap valid dan sah oleh

semua validator yang terlibat dalam proses verifikasi blok transaksi. Validator mempertaruhkan ETH untuk dapat mengkonfirmasi transaksi, dengan demikian validator memiliki insentif untuk bertindak jujur. 


Jika terjadi kecurangan atau transaksi tidak valid, pengguna dapat mengeluarkan bukti langsung ke jaringan utama Ethereum untuk mendapatkan pemulihan dana. 


Bukti kecurangan tersebut kemudian akan diverifikasi oleh validator dan jika terverifikasi, maka transaksi yang bermasalah akan dibatalkan.


Namun, jika terjadi kecurangan, validator harus memberikan bukti kecurangan yang diikuti oleh pembatalan transaksi tersebut. Selain itu, Arbitrum juga menyediakan fitur "challenge period" yang memungkinkan pengguna untuk memperdebatkan transaksi yang dianggap tidak valid dalam jangka waktu tertentu. Jika transaksi tersebut dianggap valid setelah periode perdebatan, maka transaksi tersebut akan diproses dan dikonfirmasi di L2.


Fitur-Fitur Arbitrum:


1. Keamanan yang sama dengan jaringan Ethereum.

2. Skalabilitas dan biaya transaksi yang lebih rendah. 

Dalam Arbitrum, proses komputasi smart contract tidak dilakukan pada jaringan utama Ethereum, tetapi pada L2 yang memungkinkan throughput yang jauh lebih tinggi. Dengan menggunakan Optimistic Rollup, transaksi diproses pada L2, sehingga biaya transaksi menjadi lebih rendah dibandingkan dengan jaringan utama Ethereum.

3. Kompatibel dengan EVM. 

Arbitrum kompatibel dengan Ethereum Virtual Machine (EVM), yang merupakan mesin virtual yang menjalankan kode smart contract pada jaringan Ethereum. Dalam hal ini, pengembang aplikasi dapat membuat dan menjalankan smart contract menggunakan bahasa pemrograman Solidity, dan kemudian mengeksekusinya pada jaringan Arbitrum.


Dalam hal ini, smart contract yang dijalankan pada Arbitrum dapat berfungsi seperti smart contract yang dijalankan pada jaringan Ethereum utama, karena mereka menggunakan standar yang sama dan dikompilasi ke dalam format bytecode yang dapat dijalankan pada EVM. Dengan demikian, kompatibilitas dengan EVM memungkinkan Arbitrum untuk mempertahankan ekosistem Ethereum yang sudah ada, dengan aplikasi dan smart contract yang mudah dipindahkan antara jaringan Ethereum utama dan Arbitrum.


Arbitrum vs Optimism


Optimism juga merupakan scaling solution L2 yang dibangun diatas Ethereum. Meskipun Arbitrum dan kompetitor nya, Optimism, sama-sama menggunakan teknologi Optimism Rollups, beberapa perbedaan antara keduanya dapat dilihat pada tabel berikut ini:



Analisa Kuantitatif:


Valuasi token Arbitrum dapat dilakukan dengan membandingkan beberapa metrik dengan kompetitornya yaitu Optimism. Faktor-faktor seperti adopsi, penggunaan, dan aktivitas jaringan dapat memberikan informasi tentang potensi pertumbuhan dan kesuksesan Arbitrum dibandingkan dengan pesaingnya. 


Selain itu, faktor lain seperti total pendapatan dan jumlah dana yang terkunci (TVL) juga bisa menjadi indikator penting untuk menilai kesehatan finansial jaringan.



Arbitrum memiliki jumlah pengguna aktif harian yang lebih tinggi dibandingkan dengan Optimism. Pada tahun 2022, rata-rata jumlah pengguna aktif di jaringan Arbitrum adalah 26.800, yang melampaui jumlah pengguna aktif di jaringan Optimism yang hanya mencapai 17.100. 

Pada bulan April 2023, Arbitrum mencatat 226.710 pengguna aktif harian, dengan puncak tertinggi mencapai 612.000 pada saat airdrop. 

Di sisi lain, Optimism hanya memiliki rata-rata 59.370 pengguna aktif harian dalam periode yang sama.



Pada tahun 2022, Arbitrum dan Optimism memiliki rata-rata jumlah transaksi harian yang serupa, yaitu 152.800 dan 155.200 transaksi per hari. Namun, perlu dicatat bahwa aktivitas transaksi di jaringan Optimism tampaknya didukung oleh program insentif yang diluncurkan pada pertengahan September 2022. Setelah program ini berakhir pada Januari 2023, aktivitas transaksi di jaringan Optimism mengalami penurunan tajam.


Di sisi lain, Arbitrum mengalami pertumbuhan yang pesat pada tahun 2023 dalam antisipasi airdrop-nya, dengan aktivitas mencapai puncaknya pada 2,73 juta pada hari airdrop. 


Hal ini menunjukkan bahwa airdrop dapat menjadi katalisator penting dalam meningkatkan aktivitas transaksi pada jaringan blockchain. Pada bulan April 2023, jumlah transaksi harian Arbitrum rata-rata mencapai 1,19 juta, lebih dari tiga kali lipat dari Optimism yang hanya mencapai 344,6 ribu.



Arbitrum memiliki performa keuangan yang lebih unggul dibandingkan Optimism, hal ini tercermin dari tingginya aktivitas harian di jaringan Arbitrum. Tingginya aktivitas ini berdampak pada pendapatan dari biaya transaksi yang lebih besar dibandingkan dengan Optimism.

Pada tahun 2022, Arbitrum menghasilkan rata-rata pendapatan sebesar US$1,82 juta, sedangkan Optimism hanya mencatatkan pendapatan rata-rata sebesar US$1,54 juta. Pada bulan April 2023, Arbitrum kembali menunjukkan performa yang lebih baik dengan menghasilkan pendapatan sebesar US$9 juta, sementara Optimism hanya menghasilkan pendapatan sebesar US$4,4 juta.



Arbitrum memiliki Total Value Locked (TVL) yang lebih tinggi dibandingkan dengan Optimism. Dominasi Arbitrum semakin meningkat setelah peluncuran token-nya, karena token ARB dapat digunakan sebagai aset jaminan (collateral) di berbagai protokol DeFi. Arbitrum memiliki TVL sebesar $2,26 miliar, sementara Optimism hanya memiliki TVL sebesar $919,66 juta pada April 30, 2023.


Tokenomics $ARB: 



Arbitrum melakukan airdrop token ARB pada Maret 2023 dan berhasil mendapatkan banyak perhatian dari pengguna dan pendukungnya. Token ARB mempunyai suplai maksimum 10 miliar dengan inflasi maksimum 2% per tahun. Namun, dari distribusi awal, sebesar 7,5% atau 750 juta token ARB ditransfer dari kas DAO ke dompet Foundation tanpa diungkapkan dalam alokasi token awal, yang kemudian menjadi perhatian bagi para pemegang token dan menjadi penyebab penolakan AIP-1.

AIP-1 (Arbitrum Improvement Proposal 1) menuai kontroversi di komunitas kripto. Beberapa anggota komunitas mengkritik bahwa AIP-1 telah disahkan tanpa melalui mekanisme pemungutan suara yang adil dan transparan. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa Arbitrum Foundation telah menjual token ARB sebelum pemungutan suara AIP-1 selesai, yang menimbulkan conflict of interest. Anggota komunitas Arbitrum mengajukan proposal AIP-1.05 untuk meminta pengembalian dana yang telah ditransfer, namun berdasarkan hasil pemungutan suara, proposal ini ditolak.


Kontroversi seputar AIP-1 membuat pendukung dan penentang proposal ini terbelah menjadi dua kubuh. Meskipun demikian, Arbitrum Foundation tetap mengambil tindakan untuk menyelesaikan perdebatan dan mencari solusi yang memuaskan semua pihak. Beberapa proposal kemudian diajukan untuk meningkatkan transparansi dan kejelasan dalam desain protokol dan pengelolaan dana, termasuk AIP-1.1 dan AIP-1.2.

ARB Token Utility

Token ARB memiliki dua utilitas utama: staking dan hak untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan (governance dan voting rights).

Staking merupakan tindakan mengunci token ARB dalam staking vault untuk memperoleh imbal hasil (staking reward). Dalam hal ini, token ARB berfungsi sebagai jaminan untuk memastikan keamanan dan stabilitas jaringan Arbitrum. 

Dengan melakukan staking token ARB, pengguna dapat membantu menjaga keamanan jaringan, dan sebagai imbalan, stakers akan diberikan rewards sebagai bentuk apresiasi atas kontribusinya.

Selain itu, salah satu utilitas penting dari token ARB memberi pemegang token ARB hak untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan melalui sistem governance dan voting. 

Hal ini memungkinkan pemegang token untuk ikut serta dalam mempengaruhi pengembangan dan pertumbuhan proyek Arbitrum ke depan. Dengan cara ini, pengguna token ARB dapat memastikan bahwa proyek tersebut tetap selaras dengan kebutuhan dan kepentingan komunitas pengguna.

Conclusion:


Arbitrum saat ini telah mengukuhkan posisinya sebagai solusi Layer-2 terbesar untuk Ethereum. 

Meskipun Optimism memiliki program insentif, Arbitrum berhasil mengambil posisi terdepan dalam semua metrik penting, seperti transaksi harian, total dana yang dikunci (TVL), pendapatan, dan pengguna aktif. 

Namun, persaingan antara protokol Layer-2 masih akan berlanjut dengan peluncuran EIP-4844. 

Oleh karena itu, Arbitrum harus terus memperkuat dan mempertahankan posisinya untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat.

Jadi menurut kalian apakah $ARB bisa menjadi kandidat yang layak untuk ada di Portofolio kalian?


Posting Komentar untuk "In-depth research: Arbitrum"